PERHITUNGAN BIAYA KOLOM DAN PELAT
BAB
5
MASALAH
KHUSUS
PERHITUNGAN
BIAYA KOLOM DAN PELAT PADA ZONA 1 LANTAI 3 PROYEK RUSUNAWA PULO GEBANG
5.1 URAIAN UMUM
Semua aspek pembangunan fisik dalam bidang Teknik Sipil
adalah merupakan realisasi dari hasil gagasan atau rekayasa studi yang dibuat
dalam suatu bentuk Program Pembangunan Proyek dengan sasaran akhir adalah akan
bermanfaat bagi kesejahteraan kehidupan manusia. Untuk melaksanakan suatu
pekerjaan pembangunan Proyek seringkali akan dihadapkan pada banyak pilihan
diantara berbagai kemungkinan rencana, desain, metode dan prosedur pelaksanaan.
Setiap alternatif tersebut memiliki konsekuensi waktu, biaya dan manfaat.
Ilmu ekonomi teknik merupakan implementasi prinsip ilmu
ekonomi yang diterapkan dalam bidang Proyek Pembangunan Teknik Sipil. Untuk
membangun suatu Proyek diperlukan Dana sebagai bentuk Investasi yang bisa
diambil atau pinjaman dari berbagai Lending
Agency (Bank), baik per-Bank-an Nasional dalam negeri maupun International- ADB, World Bank. Ditinjau dari sudut pandang studi ekonomi teknik maka
Investasi dana yang dipakai untuk pembangunan fisik Proyek diproyeksikan akan
menguntungkan secara financial pada saat proyek dioperasikan.
Dengan
adanya beban pinjaman dan bunga pinjaman serta biaya operasional dan
pemeliharaan proyek yang akan harus dikeluarkan sehingga proyek dapat berfungsi
dan akan menghasilkan produk-produk sebagaimana yang direncanakan, maka akan
dilakukan analisis ekonomi, sehingga proyek yang direncanakan tersebut akan
berada pada kondisi yang cukup bisa diterima atau layak untuk diteruskan dan
menguntungkan untuk dibangun atau sebaliknya harus dibatalkan karena proyek
akan merugi.
Evaluasi proyek adalah kegiatan untuk mengetahui tingkat keuntungan
suatu investasi, dan untuk menghindari pelaksanaan proyek yang tidak atau
kurang menguntungkan serta untuk memilih alternatif proyek yang paling
menguntungkan dan menentukan prioritas investasi.
Pembangunan Proyek yang dilakukan dalam bentuk pembangunan
bangunan sarana dan prasarana, dalam bidang Sumber Daya Air, KeCipta-Karyaan
dan KeBina-Margaan, pada hakekatnya mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Dalam proses perencanaan suatu pembangunan proyek
untuk tujuan tertentu selalu akan mempertimbangkan berbagai aspek yang terkait
dengan proyek yang direncanakan tersebut, antara lain adalah aspek teknis,
aspek sosial-budaya masyarakat, aspek ekonomis serta aspek lingkungan.
Pokok-pokok pikiran sebagaimana yang disampaikan tersebut
diatas akan dipakai sebagai bahan pertimbangan guna analisis pembangunan proyek
dari aspek teknis, ekonomis serta lingkungan agar tujuan akhir dari terwujudnya
proyek dimaksud akan memberi dampak manfaat yang paling menguntungkan bagi
kehidupan sosial masyarakat seutuhnya.
5.2 TEORI
PENUNJANG
Teori penunjang
diperlukan agar pembaca dapat memahami dengan cepat teori-teori tentang yang
ada pada masalah khusus ini.
5.2.1 Beton
Beton
adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan
pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen Portland, yang terdiri dari agregat
mineral (biasanya kerikil dan pasir), semen dan air. Biasanya dipercayai bahwa
beton mengering setelah pencampuran dan peletakan. Sebenarnya, beton tidak
menjadi padat karena air menguap, tetapi semen berhidrasi, mengerat komponen
lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti batu. Beton digunakan
untuk membuat perkerasan jalan, struktur bangunan, fondasi, jalan, jembatan
penyeberangan, struktur parkiran, dasar untuk pagar / gerbang, dan semen dalam
bata atau tembok blok. Dalam perkembangannya banyak ditemukan beton baru hasil
modifikasi, seperti beton ringan, beton semprot, beton fiber, beton berkekuatan
tinggi, beton berkekuatan sangat tinggi dll. Saat ini beton merupakan bahan
bangunan yang paling banyak dipakai di dunia.
5.2.2 Besi
Tulangan
Besi
tulangan dapat menahan gaya tarik melibihi nilai tertentu tanpa mengalami
retak-retak, agar beton dapat bekerja dengan baik dalam suatu sistem struktur,
beton tersebut perlu dibantu dengan memberinya perkuatan penulangan yang akan
menahan gaya tarik yang timbul dalam sistem struktur. Untuk keperluan
penulangan tersebut, digunakan bahan besi yang memiliki sifat teknis
menguntungkan, dan besi tulangan yang digunakan dapat berupa batang besi lonjoran
atapun kawat rangkaian las (wire mesh)
yang berupa kawat besi yang dirangkai dengan teknik pengelasan. Dalam setiap
struktur beton bertulang, tulangan besi dan beton harus mengalami deformasi
secara bersamaan, dengan maksud agar tercapai kompatibilitas renggangan. Ada
dua jenis tulangan besi yaitu besi tulangan polos dan besi tulangan ulir (deformed). Besi tulangan ulir berfungsi
untuk lekatan antara beton dan besi. Besi tulangan ulir yaitu batang tulangan
besi yang permukaannya dikasarkan secara khusus, diberi sirip tertentu atau
tulangan yang dipilh pada proses produksinya.
5.2.3 Plywood
Plywood
adalah papan material yang tersusun dari beberapa lapis kayu melalui proses
perekatan dan pemampatan tekanan tinggi. Plywood
terdiri dari kombinasi lapisan serat serat kayu dan kulit kayu dengan lapisan permukaan luar
lebih kuat daripada lapisan tengah yang berfungsi untuk mereduksi pemuaian dan
tekanan tekuk. Sifat dasar plywood
tidak mudah untuk di tekuk, lebih tahan cuaca dan mudah dibentuk. Keunggulan
dari kayu lapis (plywood)
dibandingkan dengan kayu solid adalah dimensinya lebih stabil, tidak pecah / retak
pada pinggirannya jika dipaku, kekuatan tarik tegak lurus serat lebih besar,
ringan dibandingkan luas permukaannya, bidang yang luas dapat ditutup dalam
waktu yang singkat.
5.2.4
Pelat Beton Bertulang
Pelat beton bertulang
yaitu struktur tipis yang dibuat dari beton bertulang dengan bidang yang
arahnya horizontal dan beban yang bekerja tegak lurus pada bidang struktur
tersebut. Ketebalan bidang pelat ini relatif sangat kecil apabila dibandingkan
dengan bentang panjang atau lebar bidangnya. Pelat beton bertulang ini sangat
kaku dan arahnya horizontal, sehingga pada bangunan gedung pelat ini berfungsi
sebagai diafragma atau unsur pengaku horizontal yang sangat bermanfaat untuk
mendukung kekuatan balok portal. Pelat beton bertulang banyak digunakan pada
bangunan sipil baik sebagai lantai gedung, lantai jembatan maupun lantai
dermaga.
5.2.5 Bekisting
Bekisting
adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton selama beton
dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan,
dan cetakan ini akan dibuka jika telah
memenuhi standar waktu yang dibutuhkan guna pengerasan beton cukup kuat menahan
beban sendiri dan beban lainnya. Fungsi dan manfaat utama bekisting berfungsi
untuk menahan beban beton sementara, pada saat pengecoran (balok, lantai dak,
dll). Manfaat dan fungsi berikutnya adalah membentuk beton sesuai dengan
keinginan. Mempermudah pekerjaan dalam struktur bangunan adalah fungsi dan
manfaat secara umum dari bekisting beton. Dan jenis bekisting yang digunakan
dalam proyek Rusunawa Pulo Gebang Jakarta Timur, yaitu Bekisting knock
down Jenis bekisting ini terbuat dari baja dan besi hollow yang kuat. Penggunaan bekisting ini lebih kuat dan presisi
dan tahan lama sehingga dapat digunakan berulang-ulang. Namun kekurangan dari
jenis bekisting ini adalah memerlukan biaya yang cukup mahal, sehingga
disarankan untuk penggunaan pada proyek skala besar.
5.3 PERHITUNGAN BIAYA KOLOM DAN PELAT PADA ZONA 1 LANTAI 3 PROYEK RUSUNAWA PULO GEBANG
(Gambar 5.1 Denah Kolom dan Pelat
Zona 1 Lantai 3)
Sumber
: PT Hutama Karya
5.3.1 Menghitung Biaya Besi Tulangan kolom :
1. Spesifikasi
Kolom K1, K2, K3, K3A, K4, KL1 dan harga satuan besi tulangan :
a.
Ukuran Kolom :
K1 : P = 1000 mm L = 600 mm
K1A : P = 1000 mm L = 600 mm
K2 : P = 900 mm L = 500 mm
K3 : P = 800 mm L = 500 mm
K4 : P = 500 mm L = 500 mm
KL1 : P = 400 mm L = 200 mm
b.
Besi pokok yang digunakan :
K1 : 16D22
K1A : 22D22
K2 : 18D19
K3 : 16D19
K4 : 12D19
KL1 : 8D16
Sengkang :
D10-100/200
c.
Besi sengkang yang digunakan :
K1 : Luar = D10-100/200 Dalam = D10-100/200
K1A : Luar = D10-100/200 Dalam = D10-150/200
K2 : Luar = D10-100/200 Dalam = D10-100/200
K3 : Luar = D10-100/200 Dalam = D10-150/200
K4 : Luar = D10-100/200 Dalam = D10-100/200
KL1 : Luar = D10-100/200
d.
Berat besi :
D22 = 35,76 kg /12 m = 2,98 kg / m
D19 = 26,76
kg /12 m = 2,23 kg / m
D16 = 19,00
kg / 12 m = 1,59 kg / m
D10 = 7,40
kg / 12 m = 0,61 kg / m
e.
Harga besi tulangan :
D22 = Rp. 336,000
/ 12 m
D19 = Rp. 253,000 / 12 m
D16 = Rp. 179,000 / 12 m
D10 = Rp.
69,000 / 12 m
f.
Tinggi kolom K1, K1A, K2, K3, K4, KL1 : 3,2 m
2. Menghitung
Kebutuhan Besi Tulangan Pokok Kolom K1 16D22 :
(Gambar 5.2 Tulangan kolom K1)
Sumber : PT Hutama Karya
a.
Panjang
besi dipasaran : 12 m
b.
Berat
besi D22 :
35,76 kg
c.
Kebetuhan
besi dalam batang : Karena panjang
besi dipasaran 12 m / batang maka satu batang besi dapat menghasilkan jumlah
besi sebanyak :
: = 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
(diambil
1 batang)
maka
total besi yang dibutuhkan = 6 batang
d.Kebetuhan besi D22 :
Kebetuhan
besi dalam batang × Berat besi D22
=
6 batang × 35,76 kg
=
214,56 kg
e.
Agar
menghindari kekurangan besi tulangan, maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% :
:
Kebutuhan besi × 5%
=
214,56 kg × 5%
=
10,728 kg
f.
Total
kebutuhan besi tulangan :
Kebutuhan besi + Kebutuhan cadangan
=
214,56 kg + 10,728 kg
= 225,288 kg
g.
Total
kebetuhan besi dalam batang :
=
=
7 batang
h.
Biaya
pengadaan besi tulangan : Total
kebutuhan besi x Harga besi
=
7 batang × Rp. 336,000
=
Rp. 2.352.000,-
3. Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang
1 kolom K1 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
=
(2 × 94) + (2 × 54) + (2 × 5)
= 306 cm =
3,06 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang × Jumlah tulangan sengkang
=
3,06 m × 32 buah
=
97,92 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
97,92 m × 5%
=
4,89 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
= 97,92 m + 4,89 m
= 102,81 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
9 batang 12
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
9 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 621,000,-
4.
Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang 2 kolom K1 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 × Lebar
sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
=
(2 × 94) + (2 × 27) + (2 × 5)
= 252 cm =
2,52 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang × Jumlah tulangan sengkang
=
2,52 m × 32 buah
=
80,64 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
80,64 m × 5%
=
4,03 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
= 80,67 m + 4,03 m
= 88,70 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
= 8 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
8 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 552,000,-
5. Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang
3 kolom K1 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
=
(2 × 47) + (2 × 54) + (2 × 5)
= 212 cm =
2,12 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang × jumlah tulangan sengkang
=
2,12 m × 32 buah
=
67,84 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
67,84 m × 5%
=
3,39 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
= 67,84 m + 3,39 m
= 71,23 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
6 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
6 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 414,000,-
6. Menghitung Kebutuhan Besi Tulangan Pokok
Kolom K1A 20D22 :
(Gambar 5.3 Tulangan kolom K1A)
Sumber : PT Hutama Karya
a.
Panjang
besi dipasaran : 12 m
b.
Berat
besi D22 :
35,76 kg
c.
Kebetuhan
besi dalam batang : Karena panjang
besi dipasaran 12 m / batang maka satu batang besi dapat menghasilkan jumlah
besi sebanyak :
: = 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
(diambil 2 batang)
maka
total besi yang dibutuhkan = 7 batang
d. Kebetuhan besi D22 :
Kebetuhan
besi dalam batang × Berat besi D22
=
7 batang × 35,76 kg
=
250,32 kg
e.
Agar
menghindari kekurangan besi tulangan, maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% :
:
Panjang tulangan sengkang × 5%
=
250,32 kg × 5%
=
12,51 kg
f.
Total
kebutuhan besi tulangan :
Panjang tulangan sengkang + Cadangan
=
250,32 kg + 12,51 kg
= 262,83 kg
g.
Total
kebetuhan besi dalam batang :
=
=
8 batang
h.
Biaya
pengadaan besi tulangan : Total
kebutuhan besi x Harga besi
=
8 batang × Rp. 336,000
=
Rp. 2.688.000,-
a. Keliling sengkang :
(2
× Panjang sengkang) + (2 × Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
=
(2 × 94) + (2 × 54) + (2 × 5)
=
306 cm = 3,06 m
b. Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
=
3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c. Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang × jumlah tulangan sengkang
= 3,06 m
× 32 buah
= 97,92 m
d.
Agar menghindari kekurangan baja tulangan, maka disediakan cadangan besi tulangan sebesar 5% : Panjang tulangan
sengkang × 5%
=
97,92 m x 5%
=
4,89 m
e.
Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang
tulangan sengkang + Cadangan :
=
97,92 m + 4,89 m
=
102,81 m
f. Kebutuhan
besi D10 dalam batang :
=
=
9 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi x Harga besi
=
9 batang x Rp. 65,000
=
Rp. 621,000,-
8. Menghitung kebutuhan baja tulangan sengkang 2
kolom K1A :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 x 31,3)
+ (2 x 54) + (2 x 5)
= 180 cm =
1,8 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang × jumlah tulangan sengkang
=
1,8 m × 32 buah
=
57,6 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
57,6 m × 5%
=
2,88 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang :
Panjang tulangan sengkang + Cadangan :
= 57,6 m + 2,88 m
= 60,48 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
5 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
5 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 345,000,-
9. Menghitung kebutuhan baja tulangan
sengkang 3 kolom K1A :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 94) +
(2 × 27) + (2 × 5)
= 252 cm =
2,52 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
2,52 m × 32 buah
=
80,64 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
80,64 m × 5%
=
4,03 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang :
Panjang tulangan sengkang + Cadangan :
= 80,64 m + 4,03 m
= 84,67 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
= 7 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
7 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 483,000,-
10. Menghitung Kebutuhan Besi Tulangan
Pokok Kolom K2 18D19 :
(Gambar 5.4 Tulangan kolom K2)
Sumber : PT Hutama Karya
a.
Panjang
besi dipasaran : 12 m
b.
Berat
besi D22 :
26,76 kg
c.
Kebetuhan
besi dalam batang : Karena panjang
besi dipasaran 12 m / batang maka satu batang besi dapat menghasilkan jumlah
besi sebanyak :
: = 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
maka
total besi yang dibutuhkan = 6 batang
d.
Kebetuhan
besi D19 :
Kebetuhan
besi dalam batang × Berat besi D19
=
6 batang × 26,76 kg
=
160,56 kg
e.
Agar
menghindari kekurangan besi tulangan, maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% :
:
Kebutuhan besi × 5%
=
160,56 kg × 5%
=
8,02 kg
f.
Total
kebutuhan besi tulangan :
Kebutuhan besi + Kebutuhan cadangan
=
160,56 kg + 8,02 kg
= 270,85 kg
g.
Total
kebetuhan besi dalam batang :
=
=
11 batang
h.
Biaya
pengadaan besi tulangan : Total
kebutuhan besi × Harga besi
=
11 batang × Rp. 253,000
=
Rp. 2.783,000,-
11. Menghitung kebutuhan besi
tulangan sengkang 1 kolom K2 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 84) +
(2 × 44) + (2 × 5)
= 266 cm =
2,66 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang × jumlah tulangan sengkang
=
2,66 m × 32 buah
=
85,12 m
d.
Agar menghindari kekurangan baja tulangan, maka disediakan cadangan besi tulangan sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
85,12 m × 5%
=
4,25 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang :
Panjang tulangan sengkang + Cadangan :
= 85,12 m + 4,25 m
= 89,37 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
8 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
8 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 552,000,-
12. Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang 2
kolom K2 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 50,4)
+ (2 × 44) + (2 × 5)
= 198 cm =
1,98 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
1,98 m × 32 buah
=
63,36 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
63,36 m × 5%
=
3,16 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang + Cadangan :
= 63,36 m + 3,16 m
= 66,52 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
6 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
6 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 414,000,-
13. Menghitung kebutuhan besi
tulangan sengkang 3 kolom K2 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 84) +
(2 × 22) + (2 × 5)
= 222 cm =
2,22 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
2,22 m × 32 buah
=
71,04 m
=
71,04 m × 5%
=
3,55 m
e.
Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
=
71,04 m + 3,55 m
=
74,59 m
f. Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
7 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
7 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 483,000,-
14. Menghitung
Kebutuhan Besi Tulangan Pokok Kolom K3 16D19 :
(Gambar 5.5 Tulangan kolom K3)
Sumber : PT Hutama Karya
a.
Panjang
besi dipasaran : 12 m
b.
Berat
besi D19 :
26,76 kg
c.
Kebetuhan
besi dalam batang : Karena panjang
besi dipasaran 12 m / batang maka satu batang besi dapat menghasilkan jumlah
besi sebanyak :
: = 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
(diambil 1 batang)
maka
total besi yang dibutuhkan = 6 batang
d.
Kebetuhan
besi D19 :
Kebetuhan
besi dalam batang × Berat besi D19
=
6 batang × 26,76 kg
=
160,56 kg
e.
Agar
menghindari kekurangan besi tulangan, maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% :
:
Kebutuhan besi × 5%
=
160,56 kg × 5%
=
8,02 kg
f.
Total
kebutuhan besi tulangan :
Kebutuhan besi + Kebutuhan cadangan
=
160,56 kg + 8,02 kg
= 270,85 kg
g.
Total
kebetuhan besi dalam batang :
=
=
11 batang
h.
Biaya
pengadaan besi tulangan : Total
kebutuhan besi × Harga besi
=
11 batang × Rp. 253,000
=
Rp. 2.783,000,-
15. Menghitung kebutuhan baja
tulangan sengkang 1 kolom K3 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 74) +
(2 × 44) + (2 × 5)
= 246 cm =
2,46 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
2,46 m × 32 buah
=
78,72 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
78,72 m × 5%
=
3,93 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
= 78,72 m + 43,93 m
= 82,65 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
7 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
7 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 483,000,-
16. Menghitung kebutuhan besi tulangan
sengkang 2 kolom K3 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 29,6)
+ (2 × 44) + (2 × 5)
= 157,2 cm =
1,572 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
1,572 m × 32 buah
=
50,30 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
50,30 m × 5%
=
2,51 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
= 50,30 m + 2,51 m
= 52,81 m
f. Kebutuhan besi D10 dalam
batang :
=
=
5 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
5 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 345,000,-
17. Menghitung kebutuhan besi tulangan
sengkang 3 kolom K3 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 74) +
(2 × 22) + (2 × 5)
= 202 cm =
2,02 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
2,02 m × 32 buah
=
64,64 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
64,64 m × 5%
=
3,23 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
= 64,64 m + 3,23 m
= 67,87 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
6 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
6 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 414,000,-
18. Menghitung Kebutuhan Besi Tulangan Pokok Kolom K4
12D19 :
(Gambar 5. 6 Tulangan kolom
K4)
Sumber : PT Hutama Karya
a.
Panjang
besi dipasaran : 12 m
b.
Berat
besi D19 :
26,76 kg
c.
Kebetuhan
besi dalam batang : Karena panjang
besi dipasaran 12 m / batang maka satu batang besi dapat menghasilkan jumlah
besi sebanyak :
: = 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
maka
total besi yang dibutuhkan = 4 batang
d.
Kebetuhan
besi D19 :
Kebetuhan
besi dalam batang × Berat besi D19
=
4 batang × 26,76 kg
=
107,04 kg
e.
Agar
menghindari kekurangan besi tulangan, maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% :
:
Kebutuhan besi × 5%
=
107,04 kg × 5%
=
5,35 kg
f.
Total
kebutuhan besi tulangan :
Kebutuhan besi + Kebutuhan cadangan
=
107,04 kg + 5,35 kg
= 112,39 kg
g.
Total
kebetuhan besi dalam batang :
=
=
5 batang
h.
Biaya
pengadaan besi tulangan : Total
kebutuhan besi × Harga besi
=
5 batang × Rp. 253,000
=
Rp. 1.625,000,-
19.
Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang 1 kolom K4 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 40) +
(2 × 40) + (2 × 5)
= 170 cm =
1,70 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
1,70 m × 32 buah
=
54,4 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
54,4 m × 5%
=
2,72 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
= 54,4 m + 2,72 m
= 57,12 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
5 batang
g.
Biaya pengadaan baja tulangan :
Total kebutuhan baja × Harga baja
=
5 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 345,000,-
20.
Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang 2 kolom K4 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 13,3)
+ (2 × 40) + (2 × 5)
= 117 cm =
1,17 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
1,17 m × 32 buah
=
37,44 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
37,44 m × 5%
=
1,87 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang + Cadangan :
= 37,44 m + 1,87 m
= 39,31 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
4 batang
g.
Biaya pengadaan baja tulangan :
Total kebutuhan baja × Harga baja
=
4 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 276,000,-
21.
Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang 3 kolom K4 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 × 40) +
(2 × 13,3) + (2 × 5)
= 117 cm =
1,17 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
1,17 m × 32 buah
=
37,44 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
37,44 m × 5%
=
1,87 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
= 37,44 m + 1,87 m
= 39,31 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
= 4 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
4 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 276,000,-
22. Menghitung Kebutuhan Besi Tulangan Pokok Kolom KL1
8D16 :
(Gambar 5.7 Tulangan kolom KL1)
Sumber : PT Hutama Karya
a.
Panjang
besi dipasaran : 12 m
b.
Berat
besi D19 :
19,00 kg
c.
Kebetuhan
besi dalam batang : Karena panjang
besi dipasaran 12 m / batang maka satu batang besi dapat menghasilkan jumlah
besi sebanyak :
: = 3 batang
= 3 batang
= 3 batang
(diambil 2 batang)
maka
total besi yang dibutuhkan = 3 batang
d.
Kebetuhan
besi D16 :
Kebetuhan
besi dalam batang × Berat besi D16
=
3 batang × 19,00 kg
=
57 kg
e.
Agar
menghindari kekurangan besi tulangan, maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% :
:
Kebutuhan besi × 5%
=
57 kg × 5%
=
2,85 kg
f.
Total
kebutuhan besi tulangan :
Kebutuhan besi + Kebutuhan cadangan
=
57 kg + 2,85 kg
= 59,85 kg
g.
Total
kebetuhan besi dalam batang :
=
=
4 batang
h.
Biaya
pengadaan besi tulangan : Total
kebutuhan besi × Harga besi
=
4 batang × Rp. 179,000
=
Rp. 716,000,-
23. Menghitung kebutuhan besi tulangan sengkang kolom KL1 :
a.
Keliling sengkang :
(2 × Panjang sengkang) + (2 ×
Lebar sengkang) + (2 × SNI pembengkokan)
= (2 x 30) +
(2 x 20) + (2 x 5)
= 110 cm =
1,10 m
b.
Jumlah tulangan sengkang :
Tinggi kolom / Jarak antar sengkang
= 3,2 m / 0,1 m
=
32 buah
c.
Jumlah panjang tulangan sengkang :
Keliling sengkang x jumlah tulangan sengkang
=
1,10 m x 32 buah
=
35,2 m
d. Agar menghindari kekurangan baja tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% : Panjang
tulangan sengkang × 5%
=
35,2 m × 5%
=
1,76 m
e. Total kebutuhan baja tulangan sengkang : Panjang tulangan sengkang +
Cadangan :
= 35,2 m + 1,76 m
= 36,96 m
f.
Kebutuhan besi D10 dalam batang :
=
=
3 batang
g.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi × Harga besi
=
3 batang × Rp. 69,000
=
Rp. 207,000,-
Tabel 5.1 Tabel Biaya Pengadaan Besi Tulangan Kolom
No
|
Tulangan
|
Biaya Besi Kolom
|
|||||
K1
|
K1A
|
K2
|
K3
|
K4
|
KL1
|
||
1
|
Pokok
|
2.352.000
|
2.688.000
|
2.783.000
|
2.783.000
|
1.625.000
|
716.000
|
2
|
Sengkang 1
|
621.000
|
621.000
|
552.000
|
483.000
|
345.000
|
207.000
|
3
|
Sengkang 2
|
552.000
|
345.000
|
414.000
|
345.000
|
276.000
|
|
4
|
Sengkang 3
|
414.000
|
483.000
|
483.000
|
414.000
|
276.000
|
|
5
|
Total
|
3.939.000
|
4.137.000
|
4.232.000
|
4.025.000
|
2.522.000
|
923.000
|
6
|
Jumlah kolom pada lantai 3
|
5
|
1
|
6
|
4
|
1
|
1
|
7
|
Biaya Pengadaan Kolom
|
19.695.000
|
4.137.000
|
25.392.000
|
16.100.000
|
2.522.000
|
923.000
|
8
|
Total Biaya Pengadaan Kolom
|
68.769.000
|
Sumber : Data Pribadi
5.3.2
Menghitung Biaya Beton Ready Mix Kolom
1. Spesifikasi kolom dan harga satuan beton ready mix :
a. Volume kolom K1 :
Panjang kolom × lebar kolom ×
tinggi kolom
=
1 m × 0,6 m × 3,2 m
=
1,92 m3 × jumlah kolom K1
=
1,92 m3 × 5
=
9,6 m3
b.
Volume kolom K1A :
Panjang kolom × lebar kolom ×
tinggi kolom
=
1 m × 0,6 m × 3,2 m
=
1,92 m3 × jumlah kolom K1A
=
1,92 m3 × 1
=
1,92 m3
c.
Volume kolom K2 :
Panjang kolom × lebar kolom ×
tinggi kolom
=
0,9 m × 0,5 m × 3,2 m
=
1,44 m3 × jumlah kolom K2
=
1,44 m3 × 6
=
8,64 m3
d.
Volume kolom K3 :
Panjang kolom × lebar kolom ×
tinggi kolom
=
0,8 m × 0,5 m × 3,2 m
=
1,28 m3 × jumlah kolom K3
=
1,28 m3 × 4
=
5,12 m3
e.
Volume kolom K4 :
Panjang kolom × lebar kolom ×
tinggi kolom :
=
0,8 m × 0,5 m × 3,2 m
=
1,28 m3 × jumlah kolom K4
=
1,28 m3 × 1
=
1,28 m3
f. Volume kolom KL1 :
Panjang kolom × lebar kolom ×
tinggi kolom :
=
0,4 m × 0,2 m × 3,2 m
=
0,25 m3 × jumlah kolom K4
=
0,256 m3 × 1
=
0,25 m3
g.
Mutu beton yang digunakan :
Fc‘ 40
h.
Harga beton Fc’ 40 : Rp. 980.000,- / m3
2.
Menghitung kebutuhan beton ready
mix :
a.
Total volume kolom :
Volume K1 + K1A + K2 + K3 + K4 +
KL1
=
9,6 m3 + 1,92 m3 + 8,64 m3 +
= 5,12 m3 + 1,28 m3 +
0,25 m3
= 26,81 m3
b. Agar menghindari kekurangan beton ready mix, maka disediakan cadangan
beton ready mix sebesar 5% :
Total volume kolom × 5% :
=
26,81 m3 x 5%
=
1,340 m3
c. Total kebutuhan beton ready mix
Total
volume + cadangan :
=26,56
m3 + 1,340 m3
=
27,90 m3
3. Menghitung biaya pengadaan beton :
Biaya
pengadaan beton Fc’ 40 :
Total
kebutuhan beton x harga beton Fc 40
Mpa
=
27,90 m3 x Rp. 980.000,-
=
Rp. 27.342,000,-
5.3.3
Menghitung Biaya Plywood Kolom :
1. Spesifikasi dan harga satuan plywood
a.
Ukuran plywood kolom K1 yang
dibutuhkan :
(Panjang kolom × 2) x (lebar kolom × 2) × tinggi kolom
=
(1 m × 2) × (0,6 m × 2) × 3,2 m
=
7,68m2 × jumlah kolom K1
=
7,68m2 × 5
=
38,4 m2
b.
Ukuran plywood kolom K1A yang
dibutuhkan :
(Panjang kolom × 2) × (lebar
kolom × 2) × tinggi kolom
=
(1 m x 2) × (0,6 m × 2) m × 3,2 m
=
7,68 m2 × jumlah kolom K1A
=
7,68 m2 × 1
=
7,68 m2
c.
Ukuran plywood kolom K2 yang
dibutuhkan :
(Panjang kolom × 2) × (lebar
kolom × 2) × tinggi kolom
=
(0,9 m × 2) x (0,5 m × 2) × 3,2 m
=
5,76 m2 × jumlah kolom K2
=
5,76 m2 × 6
=
34,56 m2
d.
Ukuran plywood kolom K3 yang
dibutuhkan :
(Panjang kolom × 2) × (lebar
kolom × 2) × tinggi kolom
=
(0,8 m × 2) x (0,5 m × 2) × 3,2
=
5,12 m2 × jumlah kolom K3
=
5,12 m2 × 4
=
20,48 m2
e.
Ukuran plywood kolom K4 yang
dibutuhkan :
(Panjang kolom × 2) × (lebar
kolom × 2) × tinggi kolom
=
(0,5 m × 2) x (0,5 m × 2) × 3,2
=
3,2 m2 × jumlah kolom K4
=
3,2 m2 × 1
=
3,2 m2
f. Ukuran
plywood kolom KL1 yang dibutuhkan :
(Panjang kolom × 2) × (lebar
kolom × 2) × tinggi kolom
=
(0,4 m × 2) x (0,2 m × 2) × 3,2
=
1,02 m2 × jumlah kolom KL1
=
1,02 m2 × 1
=
1,02 m2
g.
Total luas plywood yang dibutuhkan
:
Ukuran plywood kolom K1 + K1A + K2 + K3 + K4 + KL1
= 38,4
m2 + 7,68 m2 + 34,56 m2 +
20,48 m2 + 3,2 m2 + 1,02
m2
=
105,34 m2
h.
Ukuruan plywood pabrik :
1,22 m × 2,44 m = 2,976 m2 = 3 m2
i.
Tebal plywood : 12 mm
f.
Harga plywood :
144,000,- / lembar
2.
Menghitung kebutuhan plywood :
a.
Total kebutuhan plywood kolom :
=
105,34 m2
3 m2
=
35 lembar
b. Agar
menghindari kekurangan plywood, maka
disediakan plywood cadangan sebesar 5% :
=
35 lembar × 5%
=
2 lembar
c. Total kebutuhan plywood :
Total
volume + cadangan :
=
35 lembar + 2 lembar
=
37 lembar
3. Menghitung biaya pengadaan plywood :
Biaya
pengadaan plywood :
Total
kebutuhan plywood × harga plywood :
=
37 lembar × Rp.144,000,-
=
Rp. 5,328,000,-
5.3.4 Menghitung Biaya Besi Tulangan Pelat
Sumber : PT Hutama Karya
1. Spesifikasi
pelat lantai dan harga satuan besi tulangan :
a. Ukuran
pelat lantai : 31 m (arah X) × 13,1 m (Arah Y)
b. Besi
digunakan : D10
c. Jarak
pemasangan besi : 150 mm
d. Pemasangan
tulangan : 2 lapis
e. Berat
besi D10 : 7,40 kg /
12 m
f. Harga
besi tulangan : Rp. 69,000,- /
12 m
2. Menghitung
kebutuhan besi tulangan :
a. Menghitung
kebutuhan besi tulangan arah X (panjang 31 m) :
= × Panjang pelat arah
Y × 2 lapis
=
×13,1 m × 2 lapis
= 5,414.67 m
b. Menghitung
kebutuhan besi tulangan arah Y (panjang 13,1 m) :
= × Panjang pelat arah X × 2 lapis
= ×
31 ×
2 lapis
= 5,414.67 m
c. Menghitung
kebutuhan besi tulangan Lift dan Tangga arah X :
= × Panjang pelat arah
Y × 2 lapis
= ×
2,5 m × 2 lapis
= 206,67 m
d. Menghitung
kebutuhan besi tulangan lift dan tangga
arah Y :
= ×
Panjang pelat arah X × 2 lapis
= ×
6,2 m × 2 lapis
= 206,67 m
Karena besi tulangan pelat lift dan tangga tidak dihitung maka :
e. Total
panjang besi yang dibutuhkan untuk arah X dan Y :
= (5,414.67 m +
5,414.67 m) – (206,67 m + 206,67 m)
= (10,829.34 m) –
(413,34 m)
= 10.416 m
f. Jumlah
kebutuhan besi dalam kg :
Total
panjang besi yang dibutuhkan untuk arah X dan Y
× Berat
besi D10
= 10.416 m × (7,40 kg / 12 m)
= 6.426 kg
g.
Agar
menghindari kekurangan besi tulangan, maka disediakan cadangan besi tulangan
sebesar 5% :
Jumlah
kebutuhan besi dalam kg ×
5% :
=
6.426 × 5%
= 322 kg
h.
Total
kebutuhan besi tulangan :
Jumlah
kebutuhan besi dalam kg + Cadangan 5%
=
6.426 kg + 322 kg
=
6.748 kg
i.
Total
kebutuhan besi tulangan dalam batang :
=
=
=
912 batang
3. Menghitung
biaya pengadaan besi tulangan :
Biaya
pengadaan besi tulangan
:
Total kebutuhan besi tulangan dalam batang × Harga besi
tulangan
= 912 batang × Rp. 69.000,-
= Rp. 62.928.000
5.3.5 Menghitung
Kebutuhan dan Biaya Beton Ready Mix
Pelat :
1. Spesifikasi
pelat lantai dan harga satuan beton ready
mix :
a. Luas
pelat lantai 3 zona 1 : 406,1 m2
b. Tebal
pelat lantai :
150 mm = 15 cm = 015 m
c. Mutu
beton yang digunakan : Fc ‘ 30 Mpa
d. Harga
beton Fc ‘ 30 Mpa : Rp. 910,000,-
2. Menghitung
kebutuhan beton ready mix :
a. Volume
pelat lantai :
Luas pelat ×
tebal pelat
=
406,1 m2 × 0,15 m
=
60,915 m3
b.
Agar
menghindari kekurangan beton ready mix,
maka disediakan cadangan beton ready mix sebesar 5% :
Volume
pelat × 5% :
=
60,915 m2 ×
5%
=
3,1 m3
c. Total kebutuhan beton ready mix :
Volume pelat + Cadangan 5% :
=
60,915 m3 + 3,1 m3
=
64,01 m3
3. Biaya pengadaan beton Fc
‘ 30 Mpa :
Total kebutuhan beton ready mix × Harga beton Fc 30 Mpa
=
64,01 m3 × Rp. 910,000,-
= Rp.
58.249.000,-
5.3.6 Menghitung Kebutuhan Biaya Plywood
Pelat :
1. Spesifikasi dan harga satuan plywood :
a. Luas plywood yang dibutuhkan : 406,1 m2
b. Ukuran
plywood : 1,22 m ×
2,44 m = 2,976 m2
c. Tebal
plywood : 12 mm
d. Harga
plywood : 144,000,- / lembar
2. Menghitung
kebutuhan plywood :
a.
Kebutuhan plywood :
=
406,1 m2
2,976 m2
=
137 lembar
b.
Agar
menghindari kekurangan plywood, maka
disediakan plywood cadangan sebesar 5% :
Kebutuhan plywood × 5% = 137 × 5%
=
7
lembar
c. Total kebutuhan plywood : Total volume + cadangan
=
137 lembar + 7 lembar
=
144 lembar
3.
Menghitung biaya pengadaan plywood :
Biaya
pengadaan plywood
Total kebutuhan plywood x harga plywood :
=
144 lembar × Rp.144,000,-
=
Rp. 20.726.000,-
Total biaya keseluruhan yang diperlukan untuk pelaksanaan dan pekerjaan
kolom dan pelat pada lantai 3 zona 1 proyek Rusunawa Pulo Gebang adalah sebagai
berikut :
Tabel
5.2 Total Biaya Pengadaan Kolom dan Pelat
No
|
Pekerjaan
|
|
Biaya Besi
|
Biaya Beton
|
Biaya Plywood
|
Total
|
1
|
Kolom
|
|
68.769.000
|
27.342.000
|
5.328.000
|
52.448.000
|
2
|
Pelat
|
|
62.928.000
|
58.249.000
|
20.726.000
|
141.903.000
|
|
Total Biaya Pengadaan
|
Rp. 243.342.000,-
|
Sumber : Data Pribadi
2. Menghitung
kebutuhan besi tulangan pokok kolom K1 16D22 :
(Gambar 5. Tulangan kolom K1)
Sumber : PT Hutama Karya
a. Panjang besi yang dibutuhkan : Jumlah besi x Tinggi besi
=
16 x 3,2 = 51,2 m
b. Panjang besi dipasaran : 12 m
c. Berat besi D22 : 35,76 kg
d.
Kebetuhan besi dalam batang :
Karena panjang besi dipasaran 12 m / batang
maka satu batang besi dapat menghasilkan jumlah besi sebanyak :
:
12 m = 3 batang
3,2 m
:
12 m = 3 batang
3,2 m
12
m = 3 batang
3,2 m
12
m = 3 batang
3,2 m
12
m = 3 batang
3,2 m
12
m = 3 batang (diambil 1
batang)
3,2 m
maka
total besi yang dibutuhkan = 6 batang
e. Kebetuhan besi D22 :
Kebetuhan
besi dalam batang x Berat besi D22
=
6 batang x 35,76 kg
=
214,56 kg
f. Agar menghindari kekurangan besi tulangan,
maka disediakan cadangan besi tulangan sebesar 5% :
:
Kebutuhan besi x 5%
=
214,56 kg x 5%
=
10,728 kg
g.
Total kebutuhan besi tulangan :
Kebutuhan besi + Kebutuhan cadangan
=
214,56 kg + 10,728 kg
= 225,288 kg
h.
Total kebetuhan besi dalam batang :
Total kebutuhan besi tulangan = 225,228 kg
Berat
besi D22 35,76 kg
=
7 batang
i.
Biaya pengadaan besi tulangan :
Total kebutuhan besi x Harga besi
=
7 batang x Rp. 336,000
=
Rp. 2.352.000,-
Komentar
Posting Komentar