PEMUDA INDONESIA

"PEMUDA INDONESIA"


 PEMUDA adalah Masa depan Bangsa ini. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus pelajar, mahasiswa ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya merupakan factor-faktor penting yang sangat diandalkan oleh Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan juga mempertahankan kedaulatan Bangsa.

Di era globalisasi ini banyak pemuda Indonesia yang telah memberi dampak positif bagi bangsa ini dan ada juga yang memberi dampak negatif bagi bangsa ini, berikut ini gambaran mengenai pemuda yang memberikan dampak positf dan negatif bagi bangsa ini.

-Positif 
yaitu banyak sudah pemuda indonesia yang megharumkan nama indonesia di kalangan nasional maupun internasional, baik dalam bidang sosial, ekonomi, olahraga dll salah satu contoh yaitu
Raditya Dika, Penulis Muda Sukses.  
Nama lengkapnya Dika Angkasaputra Moerwani. Ia baru berumur 26 tahun. Namun, namanya begitu terkenal sebagai penulis buku-buku jenaka, namun inspiratif dan mengena bagi anak muda. Buku pertamanya yang berjudul “Kambing Jantan” ‘lah yang membuatnya begitu dikenal, khususnya di kalangan anak muda. Bukunya yang terbit pada 2005 itu laris manis di pasaran. Blog pribadinya yang merupakan sumber tulisan-tulisan di bukunya juga mendapat anugerah The Online Inspiring Award pada tahun 2009. Pada tahun 2009, Kambing Jantan difilmkan dengan judul Kambing Jantan The Movie. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia itu kini juga ‘dipinang’ oleh Metro TV untuk menjadi salah satu host dalam acara “Provocative Proactive”. Ini adalah salah satu contoh yang wajib di ikuti oleh para pemuda Indonesia.




-Negatif
Kita perhatikan berita-berita ditelevisi, betapa mirisnya melihat ada pemuda kisaran umur 20 - 30 tahun keatas terlibat narkoba. Barang haram tersebut diperjualbelikan, atau dikonsumsi oleh pemuda yang merupakan harapan bangsa.
Ada pemuda yang terlibat genk motor, tawuran, perkelahian dan lain sebagainya. jika sejak dini pemuda sering melakukan perilaku curang atau hal-hal yang negatif, bukan tidak mungkin kelak pemuda tersebut akan melakukan tindakan negatif terhadap bangsa.
banyak sudah pemuda indonesia yang terjerumus ke dampak negatif dari pergaulan yang bebas ini merupakan gambaran pemuda yang bersikap negatif dan tidak boleh di contohi, oleh para penerus pemuda indonesia.


PEMERATAAN PENDIDIKAN di INDONESIA


Era globalisasi ini ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan industri, kompetisi yang ofensif dalam semua aspek kehidupan ekonomi, serta perubahan kebutuhan yang cepat didorong oleh kemajuan
ilmu dan teknologi. Untuk memenuhi perkembangan ilmu dan teknologi, diperlukan SDM yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan hingga ke pelosok negeri.
 Mereka yang paling memerlukan layanan pendidikan dalam mengantisipasi persaingan global di samping penyandang buta huruf adalah masyarakat miskin di tempat tempat yang jauh dan tersebar. Guna mengatasi hal yang tidak mungkin diselenggarakan pendidikan konvensional atau tatap muka ini perlu ditempuh strategi yang memanfaatkan potensi dan kemajuan teknologi baru.
 Untuk itu, agenda penting yang harus menjadi prioritas adalah peningkatan pemerataan pendidikan, terutama bagi kelompok masyarakat miskin yang berjumlah sekitar 38,4 juta atau 17,6 persen dari total penduduk. Problem mereka, kemiskinan menjadi hambatan utama dalam mendapatkan akses pendidikan. Selain itu, daerah-daerah di luar Jawa yang masih tertinggal juga harus mendapat perhatian guna mencegah munculnya kecemburuan sosial.
 Di Indonesia, yang paling memerlukan pendidikan adalah mereka yang berada di daerah miskin dan terpencil. Untuk mengatasi kebutuhan pendidikan bagi mereka adalah upaya penerapan cara non konvensional. Cara lain itu adalah memanfaatkan potensi, kemajuan serta keluwesan teknologi.baru. Sekalipun teknologi baru seperti teknologi komunikasi, informasi dan adi-marga menawarkan pemerataan pendidikan dengan biaya yang relatif rendah (Ono Purbo, 1996), penggunaannya masih merupakan jurang pemisah antara ‘yang kaya’ dan ‘yang miskin’. Di samping itu, sekalipun teknologi dapat menjangkau yang tak terjangkau serta dapat menghadirkan pendidikan kepada warga belajar, mereka yang terlupakan tetap dirugikan karena bukan hanya tetap buta teknologi tetapi tertinggal dalam hal ilmu pengetahuan.
 Mayoritas kaum miskin di Indonesia tinggal di tempat-tempat jauh yang terpencil. Mereka praktis kekurangan segalanya; fasilitas, alat-alat transportasi dan komunikasi di samping rendahnya pengetahuan mereka terhadap teknologi. Bila pendidikan ingin menjangkau mereka yang kurang beruntung ini - bila perbaikan hidup masyarakat yang lebih banyak ini yang menjadi sasaran kita dengan menyediakan pendidikan yang lebih berkualitas; lebih efektif dan cepat - kondisi yang 
proporsional harus diciptakan dengan memobilasasi sumber-sumber lokal dan nasional.
 Ketimpangan pemerataan pendidikan juga terjadi antarwilayah geografis yaitu antara perkotaan dan perdesaan, serta antara kawasan timur Indonesia (KTI) dan kawasan barat Indonesia (KBI), dan antartingkat pendapatan penduduk ataupun antargender.


Kesimpulannya adalah bahwa seorang pemuda harus memiliki jiwa dan sikap metal yang bisa membawa ia menciptakan sebuah iklim perubahan kearah yang lebih baik dan memiliki kemampuan sosialisasi ditengah kehidupan dimasyarakat agar ia mampu memecahkan sebuah polemik dan mampu beradaptasi dengan kehidupan sosialnya.......

Komentar

Postingan Populer